Keputusan ini, sangat mengejutkan dan dapat merubah persepsi dominasi mesin pencari raksasa di internet secara signifikan. Era ini menandai salah satu putusan antitrust (anti monopoli) paling penting dalam beberapa dekade terakhir.
Kasus ini sudah berjalan setahun yang mempertemukan Departemen Kehakiman AS melawan Google, menjadikannya kasus antitrust terbesar di AS dalam lebih dari 25 tahun. Setelah meninjau bukti dan kesaksian dari eksekutif Google, Microsoft, dan Apple, Hakim Mehta mengeluarkan putusan setebal 277 halaman.
Google Dinyatakan sebagai Monopolis
Hakim Mehta dengan tegas menyatakan, "Google telah memonopoli teknologi, dan telah bertindak secara illegal untuk mempertahankan monopolinya." Dengan pangsa pasar 89,2% dari layanan pencarian umum dan 94,9% pada perangkat seluler, Google memiliki kontrol yang luar biasa besar.Meskipun Google mengklaim bahwa dominasi ini adalah hasil dari preferensi konsumen, data menunjukkan bahwa mesin pencari mereka memproses sekitar 8,5 miliar kueri setiap hari, hampir dua kali lipat dalam satu dekade terakhir.
Rencana Banding Google
Menghadapi putusan ini, Google berencana untuk mengajukan banding. Kent Walker, presiden urusan global Google, membela praktik perusahaan dengan menyatakan, "Keputusan ini mengakui bahwa Google menawarkan mesin pencari terbaik bagi pengguna, tetapi menyimpulkan bahwa kami tidak seharusnya diizinkan untuk membuatnya mudah diakses."Bagi Departemen Kehakiman AS, putusan ini merupakan kemenangan besar dalam upaya mereka untuk membatasi kekuatan perusahaan teknologi besar. Jaksa Agung Merrick Garland menyebut keputusan ini sebagai "kemenangan bersejarah bagi rakyat Amerika," menekankan bahwa tidak ada perusahaan yang berada di atas hukum.
Dalam persidangan, Google digambarkan sebagai pengganggu teknologi yang menggunakan dominasinya untuk memeras harga tinggi dari pengiklan dan mengurangi persaingan. Monopoli Google juga diklaim merugikan kualitas layanan mereka sendiri dengan mengurangi insentif untuk berinovasi.
Jalan Menuju Persaingan yang Sehat
Termasuk pembongkaran sebagian operasi Google atau pelarangan perjanjian mesin pencarian default bagi pengguna. Namun, proses banding yang panjang diperkirakan akan berubah signifikan setelah lima tahun ke depan.
Dampak Bagi Apple
Putusan ini juga membawa risiko bagi Apple company, yang diuntungkan dari pembayaran Google untuk menjadikan mesin pencarinya sebagai default di iPhone. Pada tahun 2022 saja, Google dilaporkan membayar Apple sekitar $20 miliar, angka besar yang telah meningkat dua kali lipat sejak tahun 2020.Keputusan ini memiliki dampak lebih luas bagi industri teknologi, terutama bagi Microsoft. Jika Google dibatasi dalam perjanjian pencarian default, peluang besar dapat terbuka bagi Bing, mesin pencari milik Microsoft, yang saat ini mendominasi pencarian di browser Microsoft Edge.
Sikap Pemerintah AS Terhadap Big Tech
Putusan ini mencerminkan sikap tegas pemerintahan Biden terhadap perusahaan teknologi besar. Departemen Kehakiman juga mengejar kasus melawan raksasa teknologi lainnya seperti Apple dan Ticketmaster, serta menjajaki peran perusahaan seperti Microsoft, Nvidia, dan OpenAI dalam sektor AI yang sedang berkembang.Kasus anti monopoli melawan Google menekankan pentingnya regulasi terhadap perusahaan teknologi besar. Monopoli Google sebagai mesin pencari yang tidak terkendali dapat merugikan pesaing dan konsumen. Putusan ini adalah langkah penting menuju persaingan yang lebih adil dan inovasi yang berkelanjutan di industri teknologi global.
Dengan demikian, kita mungkin akan melihat perubahan besar dalam cara perusahaan teknologi beroperasi dan berinteraksi dengan konsumen serta pesaing mereka. Apakah Keputusan ini menjadi awal dari era AI masuk dalam regulasi teknologi yang akan menggantikan mesin pencari raksasa Google?
Post a Comment