Fakta Agama Asli Orang Batak Ugamo Malim yang Hampir Punah!

Agama Asli Orang Batak

Di tengah pluralitas agama yang ada di indonesia, suku Batak memiliki kepercayaan asli yang menarik untuk dibahas. Agama asli orang batak yaitu ugamo malim atau Parmalim ternyata masih exist hingga saat ini. Apakah agama batak asli ini menyembah berhala? Mari kita simak bersama.

Parmalim, yang juga dikenal dengan sebutan Ugamo Malim atau Par Ugamo Malim, merupakan agama asli batak yang telah ada jauh sebelum masuknya pengaruh Islam, Kristen, dan Katolik.

Kepercayaan ini menawarkan pandangan yang mendalam tentang cara hidup dan filosofi orang Batak yang erat kaitannya dengan alam dan kosmologi mereka.

Sebagai agama yang dianut oleh sebagian masyarakat di sekitar wilayah Danau Toba, Parmalim memainkan peran penting dalam menjaga dan melestarikan budaya serta tradisi leluhur.

Agama asli orang batak

Sebelum terpengaruh oleh agama Kristen dan Islam, suku Batak memiliki fondasi spiritual yang mendalam melalui kepercayaan kepada Mulajadi Nabolon. Sebutan ini adalah untuk sebuah entitas yang berkuasa di atas langit.

Pengaruhnya tercermin melalui Debata Natolu, tiga dewa yang menjadi manifestasi dari kekuatan Mulajadi Nabolon. Agama batak kuno ini dikenal dengan nama Ugamo Malim, dan pengikutnya disebut Parmalim.

3 Konsep kehidupan dalam Parmalim

Ugamo Malim memperkenalkan kita pada tiga konsep esensial yang berhubungan dengan jiwa dan roh, yaitu:
  • Tondi: Merupakan jiwa atau roh individu yang memberi kekuatan dan nyawa. Sejak seseorang masih di kandungan, tondi sudah ada dan bersamanya. Jika tondi meninggalkan badan, individu tersebut bisa sakit bahkan meninggal, sehingga ritual mangalap tondi diadakan untuk "menjemput" tondi yang hilang.
  • Sahala: Ini adalah roh kekuatan yang hanya dimiliki oleh beberapa orang. Sahala sering dikaitkan dengan kesaktian yang biasa dimiliki oleh para raja atau pemimpin adat (hula-hula).
  • Begu: Roh ini adalah tondi dari orang yang telah meninggal. Begu sering muncul di malam hari dan bertingkah laku seperti manusia biasa.
Meskipun banyak dari suku Batak Toba kini mengikuti agama Kristen dan berpendidikan, kepercayaan asli mereka tetap bertahan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan peranan agama asli orang Batak ini dalam membentuk identitas dan pandangan hidup mereka.

Agama Parmalim, yang dalam bahasa Melayu (malim) berarti "ahli dalam pengetahuan agama," merupakan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Ugamo malim ini telah berkembang sejak dahulu kala di Sumatera Utara.

Kepercayaan ini mengakui adanya Debata Mulajadi Nabolon sebagai pencipta manusia, langit, bumi, dan seluruh isi alam semesta. Agama orang batak Parmalim ini juga menyembah Tuhan mereka, sama seperti agama-agama lain di indonesia.

Sejarah dan Evolusi Parmalim

Agama Asli Orang Batak

Parmalim tidak hanya merupakan sebuah agama, tetapi juga gerakan spiritual dan politik yang telah memainkan peran penting dalam sejarah suku Batak:

1. Asal Usul dan Pengertian

  • Kata "parmalim" berasal dari kata Melayu "malim," yang memiliki akar bahasa Arab "muallim," berarti guru atau ahli agama. 
  • Mereka menghormati Debata Mulajadi Nabolon sebagai pencipta segala yang ada di alam semesta.

2. Transformasi ke Gerakan Politik

  • Awalnya, gerakan Parmalim merupakan upaya untuk mempertahankan adat istiadat dan kepercayaan kuno yang terancam oleh penjajahan Belanda. 
  • Gerakan ini kemudian berkembang menjadi Parhudamdam pada tahun 1883, tujuh tahun sebelum kematian Sisingamangaraja XII, yang merupakan gerakan politik yang menyatukan orang Batak dalam perlawanan melawan Belanda.

3. Tokoh-Tokoh Kunci

  • Sisingamangaraja XII: Dikenal sebagai Raja Naisak Bagi, beliau adalah pemimpin yang dianggap sebagai utusan Mulajadi Na Bolon.
  • Raja Uli Naipospos: Sebelum menjadi pemimpin spiritual di Parmalim Huta Tinggi, beliau adalah Raja Parbaringin Bius Lagu Boti.
  • Guru Somalaing Pardede: Sebagai tokoh spiritual dan politik, beliau memiliki peran penting dalam perencanaan dan strategi perlawanan, termasuk kegiatan Hamalimon.
Meskipun telah mengalami banyak transformasi, agama asli orang Batak ini terus mempengaruhi banyak aspek kehidupan suku Batak. Parmalim tidak hanya tentang spiritualitas tetapi juga simbol perlawanan bagi masyarakat Batak.

Upacara Adat dalam Agama Parmalim

Dalam tradisi agama Parmalim, terdapat serangkaian upacara adat yang menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah Horja Bius, sebuah acara yang memiliki peran penting dalam menyelesaikan permasalahan dan mencapai kesepakatan bersama.

Makna Horja Bius 

Horja Bius merupakan momen musyawarah antara warga untuk menyelesaikan masalah atau mencapai kesepakatan yang dijalankan bersama-sama. Upacara ini juga menjadi ungkapan rasa syukur kepada leluhur atas peran mereka dalam membuka desa bagi warga setempat.

Salah satu hal yang khas dari Horja Bius adalah pemberian persembahan, berupa hewan-hewan pilihan, khususnya kerbau yang disebut Manghalat Horbo.

Dalam konteks suku Batak Toba, ada tiga elemen penting yang mengatur sistem musyawarah:

1. Huta
Merupakan kelompok perhimpunan yang dipimpin oleh seorang Raja Huta. Kelompok ini biasanya memiliki keterkaitan dengan marga atau nama tetua yang dihormati dalam kelompok tersebut. Setiap Huta memiliki struktur sosial dan hierarki yang terorganisir.

2. Horja
Merupakan tempat atau forum untuk melakukan musyawarah dan mencapai kesepakatan bersama. Horja menjadi wadah bagi warga untuk berdiskusi, mengemukakan pendapat, dan mencari solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi.

3. Bius
Merupakan pelaksanaan dari musyawarah tersebut, di mana keputusan yang telah disepakati akan dijalankan bersama-sama oleh seluruh warga. Bius juga mencerminkan nilai-nilai gotong royong dan solidaritas dalam masyarakat suku Batak Toba.

Horja Bius bukan hanya sekadar upacara adat, tetapi juga simbol dari kehidupan masyarakat batak yang harmonis. Dalam konteks agama Parmalim, upacara ini mengandung makna spiritual sekaligus memperkuat ikatan sosial dan budaya di antara masyarakat suku Batak Toba.

Agama Asli Orang Batak

Meskipun telah mengalami penurunan, kepercayaan ini masih tegar dipegang oleh beberapa masyarakat setempat. wilayah seperti Kabupaten Toba Samosir, Tapanuli Utara, dan daerah lainnya di sekitar Danau Toba masih menjadi rumah bagi para penganut Parmalim.

Meskipun tersebar juga di berbagai daerah di Indonesia, jumlah pengikutnya relatif sedikit, diperkirakan sekitar 12500 jiwa.

Menariknya, Agama Asli Orang Batak Parmalim ini telah mendapat pengakuan resmi di Indonesia. Melalui putusan Mahkamah Konstitusi (MK), Parmalim diakui sebagai penghayat kepercayaan yang sah.

Kini agama malim resmi masuk kolom KTP dan KK bagi pengikutnya. Hal ini menjadi langkah penting dalam menghormati pluralitas kepercayaan di Indonesia, menunjukkan bahwa keberagaman budaya dan agama dihargai dan dilindungi oleh negara.

Kesempatan ini diberikan bagi masyarakat Batak untuk tetap memelihara dan mempraktikkan kepercayaan nenek moyang mereka.

Posting Komentar