JqhSRCdUrfr1KyxYuxtPdSuGcgp6mT2tPj27Nc05

Ilmuwan Menemukan Hormon Baru yang Membuat Tulang Super Kuat

Ilmuwan Menemukan Hormon Baru yang Membuat Tulang Super Kuat

Para ilmuwan telah menemukan hormon baru yang dapat membuat tulang menjadi sangat kuat. Seperti adegan dalam film superhero yang menjadikan manusia menjadi mutan dan pahlawan super. Walaupun kedengaran fiktif, tetapi penemuan langka ini akan menentukan masa depan kesehatan tulang manusia. 

Penelitian ini berawal dari hewan mamalia yang memberikan banyak hal untuk merawat anak-anak mereka. Hewan tersebut mengambil kalsium dari tulang mereka sendiri untuk memberi anak-anaknya dengan susu dan sekaligus memperkuat tulang mereka dengan cepat.

Penemuan Hormon Baru untuk Tulang Kuat

Para peneliti dari University of California, San Francisco (UCSF) berhasil memecahkan misteri mengapa tulang dari ibu hewan mamalia itu tidak runtuh, meski harus menanggung tekanan tersebut. Mereka terkejut dan menemukan hormon baru pada tikus betina yang mempromosikan pertumbuhan tulang yang sangat kuat dan padat.

Hormon Otak Maternal (MBH)

Para ahli saraf menamakan hormon ini sebagai hormon otak maternal (MBH)/Hormon Otak Ibu (CCN3). Hormon ini terbukti bekerja untuk membangun tulang yang kuat dan sehat pada tikus dari semua usia dan jenis kelamin. Ahli farmakologi Holly Ingraham dari UCSF menyatakan, "Penemuan ini menunjukkan betapa pentingnya mempelajari hewan jantan dan betina sepanjang masa hidup mereka untuk mendapatkan pemahaman penuh tentang biologi."

Mayoritas penelitian selama ini lebih banyak difokuskan pada otak jantan hewan mamalia. Hanya sekitar 2 persen dari studi pencitraan neuro yang memeriksa faktor hormonal, seperti steroid seks. Estrogen adalah steroid seks pembangun tulang yang berdampak luas pada otak. Namun, produksi estrogen menurun setelah menopause, membuat wanita lebih rentan terhadap osteoporosis.

Tingkat estrogen juga menurun saat menyusui, dan memperlambat pertumbuhan tulang. Tubuh wanita menghisap kalsium dari kerangka (tulang) untuk memberi makan bayinya, yang seharusnya meningkatkan risiko kerusakan tulang.

Penemuan Hormon Pengganti Estrogen

Pada tahun 2019, laboratorium Ingraham di UCSF menemukan bahwa ketika estrogen diblokir dari bagian tertentu otak tikus betina, kekuatan tulang tikus tersebut justru meningkat secara signifikan. Hasil ini menunjukkan adanya hormon pembangun tulang lain yang menggantikan peran estrogen, yaitu hormon otak maternal / Hormon otak ibu (MBH).

MBH adalah protein yang dikenal sebagai CCN3. Hormon ini dikeluarkan oleh neuron di nukleus arkuata, bagian otak yang terlibat dalam reproduksi dan pubertas. Selama laktasi, produksi MBH meningkat seiring dengan penurunan estrogen.

Pentingnya Hormon CCN3

Hormon otak ibu ini merangsang aktivitas sel induk dalam jaringan tulang tikus dan manusia di laboratorium. Pada tikus hidup dari semua usia dan jenis kelamin, peningkatan MBH meningkatkan remodeling tulang dan mempercepat perbaikan patah tulang. Hal ini sangat penting bagi tikus betina, yang harus mengorbankan hampir 30 persen kepadatan tulangnya untuk memberi makan anak-anaknya.

Ketika produksi MBH dihambat secara buatan, ibu tikus kehilangan lebih banyak kepadatan tulang dan anak-anaknya kehilangan berat badan. Sebaliknya, tikus yang diberikan MBH tambahan menunjukkan peningkatan massa dan kekuatan tulang dalam beberapa minggu. Tikus betina yang lebih tua dengan tingkat estrogen rendah mengalami peningkatan lebih dari dua kali lipat massa tulangnya setelah perawatan MBH.

Pengujian dan Potensi Terapi

Thomas Ambrosi dari University of California Davis menyatakan, "Tulang yang ter-mineralisasi secara berlebihan bisa lebih lemah dan lebih mudah patah. Namun, ketika kami menguji tulang-tulang ini, ternyata mereka jauh lebih kuat daripada biasanya." Ketika para peneliti mengaplikasikan MBH dalam tambalan hidrogel ke tulang yang patah pada tikus tua, pertumbuhan tulang di lokasi patah tulang meningkat.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui apakah hasil ini bisa diterapkan pada manusia. Saat menyusui, manusia kehilangan sekitar 10 persen kepadatan tulang, jauh lebih sedikit dibandingkan tikus.

Ilmuwan Menemukan Hormon Baru yang Membuat Tulang Super Kuat

Manfaat Hormon otak ibu untuk Manusia

Jika MBH terbukti efektif pada manusia, ini bisa menjadi terobosan besar dalam pengobatan berbagai kondisi yang berhubungan dengan kesehatan tulang:
  • Wanita Pasca-Menopause: Setelah menopause, kadar estrogen turun drastis, membuat wanita lebih rentan terhadap osteoporosis. MBH bisa menjadi solusi untuk mengatasi penurunan massa tulang ini.
  • Penyintas Kanker Payudara: Terapi kanker payudara sering melibatkan pemblokiran hormon yang juga dapat mempengaruhi kesehatan tulang. MBH bisa menjadi alternatif untuk melindungi tulang selama perawatan.
  • Atlet Wanita Muda: Atlet wanita dengan latihan intensif sering mengalami penurunan kepadatan tulang akibat rendahnya kadar estrogen. MBH bisa membantu menjaga kekuatan tulang mereka.
  • Pria Lansia: Pria yang lebih tua juga mengalami penurunan kepadatan tulang dan memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih rendah setelah patah tulang pinggul. MBH bisa membantu meningkatkan kesehatan tulang mereka.

Penerapan Klinis dan Pengembangan Lebih Lanjut

Para ilmuwan juga berharap penelitian lebih lanjut dapat mengonfirmasi efektivitas MBH pada manusia. Jika terbukti efektif, MBH bisa digunakan dalam berbagai bentuk terapi:
  • Suplementasi Hormon: MBH dapat dikembangkan menjadi suplemen hormon untuk mereka yang membutuhkan peningkatan kepadatan tulang.
  • Tambalan Hidrogel: Penggunaan tambalan hidrogel seperti yang diuji pada tikus dapat digunakan untuk mempercepat penyembuhan patah tulang pada manusia.
  • Perawatan Regeneratif: MBH bisa menjadi bagian dari terapi regeneratif untuk memperbaiki tulang yang rusak atau melemah.

Tantangan dan Pertanyaan yang Harus Dijawab

Meskipun hasil awal sangat menjanjikan, masih banyak pertanyaan yang perlu dijawab sebelum MBH dapat digunakan secara luas dalam pengobatan manusia. Studi lebih lanjut harus diperlukan untuk memastikan bahwa MBH aman digunakan pada manusia dan tidak memiliki efek samping yang merugikan. Penelitian harus menentukan dosis optimal dan metode penerapan MBH untuk mencapai hasil terbaik.

Para peneliti juga harus mempertimbangkan variabilitas individu dalam respon terhadap MBH, termasuk perbedaan berdasarkan usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan.

Hormon apa saja yang bisa mempengaruhi tulang? Beberapa hormon yang mempengaruhi tulang antara lain estrogen, testosteron, hormon paratiroid, dan hormon pertumbuhan. Estrogen dan testosteron berperan penting dalam pembentukan dan pemeliharaan kepadatan tulang

Masa Depan Cerah untuk Kesehatan Tulang

Penemuan hormon otak maternal / hormon otak ibu merupakan langkah besar dalam penelitian kesehatan tulang. Jika penelitian lebih lanjut mengonfirmasi manfaat MBH pada manusia, ini bisa menjadi revolusi dalam pengobatan osteoporosis dan kondisi terkait tulang lainnya. Dengan potensi untuk meningkatkan massa dan kekuatan tulang, MBH menawarkan harapan baru bagi jutaan orang yang berjuang dengan masalah kesehatan tulang.

Penerapan klinis MBH akan membutuhkan penelitian yang lebih mendalam, tetapi temuan awal ini membuka jalan bagi terapi baru yang bisa menyelamatkan banyak nyawa dan meningkatkan kualitas hidup banyak orang. Masa depan kesehatan tulang tampak cerah dengan hadirnya hormon ini.



|NATURE| SCIENCEALERT|

Posting Komentar